Studi: Pandemi Justru Jadi Katalis Perusahaan untuk Mempercepat Transformasi Digital

Share Article
Infografik Dell Technologies Digital Transformation Indeks (Dok Dell Technologies)

ENDONESIA.com – Studi terbaru dari Dell Technologies menyebutkan, 80 persen perusahaan di masa pandemi ini justru giat untuk melakukan transformasi digital. Berbagai kesulitan yang dialami malah memantik perusahaan untuk segera mencari peluang di dunia digital.

Riset Digital Transformation Index ketiga dari Dell Technologies membahas bagaimana organisasi mempercepat proyek transformasi digital mereka di tengah situasi pandemi; melibatkan 4.300 pemimpin bisnis di 18 negara

Dalam studi ini, terlihat jelas persoalan yang dihadapi perusahaan dalam upayanya melakukan transformasi digital. Di antaranya soal perlindungan privasi data, keamanan siber, keterbatasan sumber daya, dan kesulitan mendapatkan informasi dari data

Dell Technologies dalam siaran persnya, Rabu (24/11/2020), menyebutkan, banyak organisasi telah mempercepat program transformasi digital mereka dari yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun tetapi di masa pandemi bisa selesai dalam beberapa bulan.

Baca yang lainnya: Vaksin Macoderna Menyusul Pfizer Menjadi Kabar Baik: Bagaimana Kita Membaca Perkembangan Dramatik Ini

Data dari riset Digital Transformation Index (DT Index) yang disponsori Dell Technologies dan diperbaharui dua tahun sekali ini mengungkapkan bahwa berbagai organisasi justru mempercepat program transformasi teknologi mereka di tengah pandemi global COVID-19.

Salah satu studi global pertama yang mengukur dampak pandemi pada aktivitas bisnis, DT Index 2020 ini mendapati delapan dari 10 organisasi telah mempercepat beberapa program transformasi digital mereka tahun ini dan 79 persen perusahaan merancang ulang model bisnis mereka.

DT Index adalah tolak ukur global yang melihat status transformasi digital dan kinerja berbagai organisasi di seluruh dunia. Survei ini melibatkan 4.300 pemimpin bisnis (direktur hingga C-Level) dari perusahaan-perusahaan skala menengah hingga besar (enterprise) di 18 negara.

Baca yang lainnya: Panduan Beli AC, Cara Menghitung dan Menentukan Daya PK Berdasarkan Luas Ruangan

Kurva transformasi digital baru

Dibandingkan DT Index pertama yang diluncurkan tahun 2016 dan DT Index kedua di tahun 2018, hasil survei tahun ini untuk pertama kalinya memperlihatkan peningkatan di kategori Pemimpin Digital (Digital Leaders), yaitu organisasi dengan tingkat kematangan digital tertinggi, sebesar 6 persen.

Pengadopsi Digital (Digital Adopters), kelompok organisasi dengan tingkat kematangan digital terbaik kedua, meningkat dari 23 persen di tahun 2018 menjadi 39 persen di tahun 2020 – atau naik 16 persen.

DT Index juga mencatat jumlah organisasi di kelompok Ketertinggalan Digital (Digital Laggard), yaitu perusahaan yang paling tidak siap melakukan transformasi digital, turun sedikit 6 persen dibandingkan tahun 2018 . Sementara penurunan tajam terlihat di kelompok terakhir, Pengikut Digital (Digital Followers), sebesar 17 persen. Semua organisasi tersebut naik ke kelompok Pengadopsi Digital dan Evaluator Digital, yang keduanya sama-sama menunjukkan peningkatan.

“Kita telah melihat masa depan secara sekilas, dan organisasi-organisasi yang sedang mempercepat transformasi digital mereka akan meraih kesuksesan di Era Data yang ada di depan mata kita”, kata Michael Dell, Chairman dan CEO, Dell Technologies.

Simak pula: Pemerintah Buka Rekrutmen 1 Juta ASN PPPK 2021 untuk Guru Honorer, Jangan sampai Terlewatkan

Menggunakan kurva visual, DT Index memetakan perkembangan transformasi digital dari semua gelombang DT Index sejak pertama kali diluncurkan.

Tantangan transformasi digital

Mungkin pandemi ini menjadi katalis transformasi digital di seluruh dunia, tetapi keberlanjutan proses transformasi tetap menghadapi tantangan dengan 94 persen organisasi mengalami sejumlah tantangan transformasi yang mengakar.

Menurut DT Index 2020, berikut adalah tiga tantangan utama terhadap kesuksesan transformasi digital:

  1. Privasi data dan keamanan siber (naik dari #5 di tahun 2016)
  2. Keterbatasan dana dan sumber daya (#1 di tahun 2016, #2 di tahun 2018)
  3. Tidak mampu mengolah informasi dari data dan/atau kelebihan informasi (naik signifikan dari #8 di tahun 2016)

Menanggapi dunia yang serba tidak pasti

Sebelum pandemi, investasi bisnis hanya terfokus pada teknologi dasar yang diperlukan daripada teknologi-teknologi yang sedang berkembang. Namun, disrupsi yang terjadi tahun ini membuat 89 persen organisasi menyadari bahwa mereka membutuhkan infrastruktur TI yang lebih lincah/terukur untuk bisa menghadapi berbagai kemungkinan.

DT Index 2020 mencatat investasi teknologi penting dalam satu sampai tiga tahun ke depan adalah di bidang:
  1. Keamanan siber
  2. Perangkat pengelolaan data
  3. Infrastruktur 5G
  4. Software privasi
  5. Ekosistem Multi-Cloud

Kemudian, memahami pentingnya teknologi-teknologi yang sedang berkembang, 82 persen responden akan meningkatkan penggunaan Augmented Reality di masa depan untuk mempelajari bagaimana melakukan atau memperbaiki sesuatu dengan cepat; 85 persen memprediksi berbagai organisasi akan menggunakan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dan model data untuk memprediksi potensi disrupsi, dan 78 persen memprediksi berbagai sistem teknologi digital terdistribusi (distributed ledgers) – seperti Blockchain –akan menciptakan lingkungan perekonomian yang lebih adil (dengan meniadakan keterlibatan perantara).

Sayangnya, hanya 16 persen dari organisasi-organisasi tersebut yang akan berinvestasi ke Virtual/Augmented Reality, 32 persen ingin berinvestasi ke Kecerdasan Buatan, dan hanya 15 persen yang memiliki rencana untuk berinvestasi ke sistem teknologi digital terdistribusi dalam satu sampai tiga tahun ke depan.

Metodologi penelitian

Selama bulan Juli dan Agustus 2020, Dell Technologies bekerja sama dengan Vanson Bourne, sebuah perusahaan penelitian independen, mewawancarai 4.300 pemimpin bisnis dari berbagai organisasi skala menengah hingga besar di 18 negara, untuk menciptakan tolak ukur global tentang status transformasi digital berbagai perusahaan tersebut.

Vanson Bourne mengklasifikasikan upaya-upaya bisnis digital perusahaan-perusahaan tersebut dengan menelaah strategi TI, inisiatif transformasi tenaga kerja, dan pendapat mereka mengenai kinerja terhadap sejumlah atribut bisnis digital. Penelitian ini adalah versi DT Index ketiga (studi pertama dilakukan di tahun 2016, dan yang kedua di tahun 2018).

Leave a Reply