Tidak ada sekutu di dunia luar….Itu sebabnya, kita harus menghancurkan semua musuh untuk bertahan hidup….Tidak ada yang tahu apakah itu jawaban yang benar….(Cuplikan AoT Season 4 Episode 10)
ENDONESIA.com – Niccolo, seorang tentara Marley yang telah 3 tahun menjadi koki untuk tim pasukan Levi Ackerman di Pulau Paradis, tampak tertunduk lemas di depan pusara Sasha Blouse.
Sasha adalah anggota Pasukan Pengintai yang tewas ditembak Gabi Braun, bocah Eldia yang menjadi kandidat pejuang untuk Marley.
Seorang pria Pulau Paradis, melihat seorang Marley bersedih atas kepergian Sasha yang seorang Eldian, tampak menendang dan menghardik Niccolo.
Scene di AoT Season 4 Episode 8 itu begitu penting untuk menggambarkan betapa benar dan salah, suka dan duka, ceria dan murung, merupakan sisi subjektif seorang anak manusia. Tak bisa dimutlakkan, semua serba relatif.
Seorang Marley seperti Niccolo, yang selama ini punya anggapan bahwa bangsa Eldia di Pulau Paradis adalah para iblis tak berhati manusia, ternyata bisa bersedih ketika kehilangan Sasha. Sasha dia temui di Pulau Paradis 3 tahun lalu saat tentara Marley berusaha memasuki Pulau Paradis.
Walau berada di pihak yang berseberangan, kedua orang ini sama-sama menemukan sisi kemanusiaan. Mereka dipertemukan dalam perbedaan yang bisa menyatukan. Awalnya, Niccolo yang menjadi tahanan pasukan Levi, mendapat tugas sebagai koki……dan sudah bisa ditebak, Sasha yang suka makanan, adalah orang yang sangat menghargai hasil karya Niccolo. Dua orang ini seolah sudah menjadi kakak dan adik, mereka sudah bersaudara.
Di AoT Season 4 Episode 9 dan Episode 10 nanti, Hajime Isayama selaku pencipta kisah ini, seolah mengaduk-aduk emosi para karakter AoT dan juga tentu saja emosi para penonton. Berbagai plot dia twist, dan plot twist itu kemudian di-twist lagi hingga menjadikannya sebuah kisah gabungan antara kisah yang epic sekaligus dark, yang sulit untuk ditebak (bagi penonton yang tak mau membaca manga-nya).
Benar dan salah menjadi sangat subjektif dan relatif, tergantung dari sudut pandang dari kubu mana. Pertimbangan baik dan buruk menjadi sangat personal dan bisa berbeda-beda satu sama lain.
Eren, adalah produk kegalauan sebuah peristiwa tragis nan menyedihkan, gabungan produk manusia yang ditempa oleh rezim kekusaan yang manipulatif dan tertindas oleh banyak kubu. Termasuk kubu yang selama ini ia percayai menghidupi dan membesarkan dia, ternyata juga menyumbang kekacauan dunia dan andil besar dalam penyesatan sejarah peradaban. Kubu yang selama ini ia benci nyatanya juga tak seperti yang ia duga kesalahannya.
Episode 10 akan mengetengahkan segala kebingungan dan kekacauan psikologis Eren yang tak bisa dengan “jernih” membedakan dan mempertimbangkan jalan kedamaian untuk mencapai kebabasan. “Jernih” di sini masih dalam tanda kutip, karena dalam perspektif AoT, jernih menurut kubu siapa?
Eren tetap akan menempatkan kebebasan di atas segalanya. Kebebasan untuk terlepas dari berbagai tindasan dan hinaan selama ini. Namun, apakah kebebasan yang akan diburu Eren itu berguna bagi Eldia seluruh dunia, atau hanya untuk Eldia di Pulau Paradis, atau juga untuk semua umat manusia, ataukah ini hanya kebebasan untuk diri Eren semata yang kini sangat powerful dan bisa berbuat apa saja termasuk dalam sekejap bisa meratakan seluruh dunia dengan kekuatan titannya.
Bagaimana dengan hubungan antara Eren dengan saudara tirinya, Zeke Yeager, juga hubungannya dengan Mikasa darn Armin yang selama ini dianggap paling tahu psikologi Eren tapi ternyata tidak demikian.
Lalu, bagaimana dengan Gabi Braun, keponakan Reiner Braun, yang telah memendam dendam kesumat terhadap Eren karena perbuatan Eren yang memporak-porandakan Liberio, kampung halaman Gabi. Gabi tak bisa melupakan saat titan Eren melahap dan membunuh orang-orang yang dikenal dan disayanginya.
Seperti Eren yang waktu kecil trauma dan memendam dendam kesumat terhadap titan yang digiring masuk setelah titan Reiner Braun menjebol tembok Shigansina dan tembok Maria, Gabi juga merasakan dendam yang sama yang dirasakan Eren. Apa yang dirasakan Eren saat melihat ibunya dimakan titan, sama dengan apa yang dirasakan Gabi saat ini.
Siklus dendam ini apakah terus terpelihara dan berlanjut? Akankah Gabi menemukan kebenaran lain setelah ditahan di Pulau Paradis, tempat yang diyakini Gabi sebagai pulau berkumpulnya para iblis terkutuk.
