Penemu Antiseptik Ignaz Semmelweis yang Mengubah Dunia

Share Article

Ignaz Semmelweis. Foto: Wikipedia Commons

ENDONESIA.com – Saking bermanfaatnya antiseptik, temuan antiseptik ini dianggap sebagai salah satu temuan yang mengubah dunia. Kegunaannya bisa menyelamatkan banyak nyawa manusia.

Sering kita bingung membedakan antara antiseptik, desinfiktan, dan antibiotik. Dikutip dari berbagai sumber, ketiga hal itu sebenarnya berbeda jauh hanya saja tujuan akhirnya memang sama.

Dikutip dari Wikipedia, antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa. Sedangkan antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.

Baca juga: Sejarah Temuan Antiseptik

Jadi kalau mau mensterilkan jaringan hidup, maka antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup, dibandingkan disinfektan. Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, misalnya penyemprotan pada ruangan, penyemprotan apda wastafel atau meja.

Walau antiseptik ini aman untuk kulit kita, disebutkan bahwa antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan.

Kombinasi penggunaan antiseptik dan desinfektan sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.

Siapakah Penemu Antiseptik?

Antiseptik pertama kali ditemukan oleh Ignaz Semmelweis pada tahun 1847. Ignaz Semmelweis adalah seorang ahli kebidanan Hongaria yang bekerja di Rumah Sakit Umum Wina, membuat penelitian tentang hasil persalinan di rumah sakitnya.

Dikutip dari https://sites.google.com/site/johnjohnindustrialrevolution/antiseptics-1847, Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 20% wanita yang melahirkan meninggal karena demam nifas saat dokter melahirkan. Saat dirawat oleh bidan, hanya 3% wanita yang meninggal akibat infeksi tersebut. Dia takut darah dan jaringan di tangan mereka, yang tidak selalu bersih sepenuhnya, berkontribusi pada infeksi.

Berdasarkan teori ini, Semmelweiss meminta para dokter untuk mencuci tangan dengan bahan kimia yang mengandung pemutih, dan angka kematian wanita yang melahirkan turun menjadi 1%.

Penerapan antiseptik dilakukan oleh Joseph Lister. Joseph Lister adalah seorang ahli bedah di Glasgow pada tahun 1860-an ketika dia membaca laporan Semmelweiss tentang efek mencuci tangan dan sebuah artikel tentang teori kuman Pasteur.

Ia menilai kebijakan mencuci tangan Semmelweiss dengan bahan kimia seperti pemutih mungkin telah membunuh kuman penyebab infeksi. Lister mulai membalut luka dengan perban yang telah dibasahi dengan asam karbol dan menemukan bahwa kematian pasca perawatan akibat infeksi seperti sepsis menurun.

Alasan mengapa antiseptik penting adalah karena pengenalan antiseptik menjadikan pembedahan sebagai metode pengobatan yang layak. Sebelum antiseptik, ahli bedah hanya mengoperasi jika tidak ada pengobatan lain yang memungkinkan, karena pembedahan sering kali menyebabkan infeksi dan kematian.

Penemuan antiseptik memainkan peran besar dalam masyarakat modern kita sekarang dan menjadi salah satu temuan yang mengubah dunia.

2 thoughts on “Penemu Antiseptik Ignaz Semmelweis yang Mengubah Dunia

Leave a Reply