Misteri Bunda Putri dan Ridwan “Penjaga Surga”

Share Article

Segala upaya dilakukan majelis hakim untuk membujuk saksi Ridwan Hakim agar berkata jujur dalam sidang dugaan suap kuota impor daging dengan terdakwa Ahmad Fathanah. Mulai dari mengingatkan bahwa dirinya terikat sumpah “Demi Allah” yang diucapkan dibawah Al-Quran, hingga ancaman pidana penjara jika tak memberikan keterangan yang benar.

Usaha itu sia-sia. Dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (29/8), Ridwan yang juga putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminudin, tetap berbelit-belit. Ridwan tampak menutupi keterlibatan ayahandanya dalam tunggakan pembayaran komisi pengurusan kuota impor daging sapi dari PT Indoguna Utama di masa lalu.

Jurus terakhir berupa tuturan kisah diterapkan Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango untuk membujuk Ridwan. “Ini jadinya antiklimaks. Saya cukup banyak kenal orang bernama Ridwan. Ridwan sang penjaga surga dan Ridwan tetangga saya,” kata Nawawi.

Dalam Agama Islam, malaikat penjaga surga memang bernama Ridwan. “Ridwan tetangga saya pernah telepon, ‘Pak rumah Bapak kemalingan.’ Saya pulang ternyata benar rumah saya kemalingan. Sejak saat itu saya percaya pada orang bernama Ridwan. Saya berharap Saudara bisa jadi Ridwan ketiga yang bisa saya percaya,” bujuk Nawawi.

Nawawi masih menyimpan kisah untuk Ridwan. “Dulu saya pernah berfikir jadi pengusaha. Teman bilang jika ingin jadi pengusaha besar ada saratnya: lupakan siapa orangtuamu. Saya tak sanggup. Kalau Saudara sudah jadi pengusaha masih ingat orangtua Anda?” tanya Nawawi yang dijawab, ‘Masih,’ oleh Ridwan.

Pertanyaan selanjutnya Nawawi adalah siapa sebenarnya Bunda Putri yang dalam rekaman percakapan digambarkan sebagai sosok penting yang bisa mempengaruhi para pengambil kebijakan di negeri ini. Bunda Putri bisa memindahkan pera pejabat di Kementerian dan bahkan dalam percakapan bisa membuat “Lurah” pusing.

Namun, tetap saja Ridwan memilih melundungi Bunda Putri dan mengaku tak tahu jika ditanya maksud isi percakapan antara Luthfi Hasan Ishaaq dengan Bunda Putri dan dirinya. “Bunda Putri itu mentor bisnis saya,” kata Ridwan.

Bunda Putri dengan Luthfi juga membicarakan penangkapan Fathanah. “Apa kaitannya Bunda Putri dengan Fathanah?” tanya hakim I Made Hendra Kusuma. “Tidak tahu,” jawab Ridwan.

“Sekali lagi saya berharap Anda menjadi Ridwan ketiga saya. Setiap orang yang memberikan keterangan tidak benar sebagai saksi ancamannya minimal tiga tahun dan maksimal 12 tahun. Saya tidak mengada-ada. Jika belakangan ditemukan ada indikasi ke arah itu kami tak sungkan meminta penuntut umum untuk memproses. Anda paham?” tanya Nawawi dan Ridwan pun menjawab paham.

Sosok Ridwan
Ridwan walaupun putra petinggi PKS, ia mengaku bukanlah anggota atau pengurus PKS. Bisnis yang ia tekuni adalah konfeksi. Ia mengaku pernah dikaitkan dalam bisnis kuota impor daging sapi pada tahun 2011 oleh sebuah media massa, namun ia membantah terlibat.

Kesaksiannya sudah dinantikan banyak pihak karena Ridwan disebut-sebut tahu soal bisnis kuota impor daging di masa lalu dan masih memiliki tunggakan Rp 17 juta yang belum dibayarkan bos Indoguna, Maria Elizabeth Liman. Untuk membahas tunggakan itu, sampai harus digelar pertemuan di Kuala Lumpur yang melibatkan Ridwan, makelar dan utusan Indoguna Elda Devianne, dan Fathanah.

Namun, semua dugaan itu dibantah. “Yang jelas pertemuan di Kuala Lumpur itu pertemuan tak terduga, tiba-tiba terdakwa (Fathanah) muncul,” kata Ridwan.

Ridwan mengaku ke Kuala Lumpur diajak Luthfi. Alasan yang disampaikan Ridwan pun tak logis. Ia mengatakan, Luthfi punya acara pertemuan dengan pengurus PKS di sana, sedangkan dirinya hanyalah main mengunjungi rekannya.

Namun, Ridwan mengakui jika pertemuan di Kuala Lumpur memang membahas soal kuota daging impor dan soal Indoguna. “Cuma klarifikasi masalah lalu. Fathanah bertanya apa ada masalah dengan Indoguna? Saya bilang tidak ada masalah, saya tidak kenal dengan Elizabeth dan tidak ada masalah,” kata Ridwan.

Ridwan membantah ada masalah tunggakan uang komisi yang belum dibayarkan PT Indoguna ke Hilmi. Jaksa KPK pun geram dan mengancam akan memutar rekaman percakapan yang membuktikan semua kesaksian Ridwan bohong belaka.

Janji Jaksa KPK pun dipenuhi untuk memutar rekaman percakapan antara Ridwan dengan Fathanah, membahas tunggakan uang Rp 40 miliar. Dalam percakapan jelas terdengar suara Ridwah yang paham soal perkara tersebut.

“Udah beres 40 lebih dikirim lewat Sengman dan Hendra waktu itu,” kata Fathanah. “Belum sampai bos,” Ridwan menjawab.

“Lah, udah, enggak mungkinlah, makanya Ibu El itu nggak mungkin. Udah-udah beres bener, Engkong sendiri waktu itu sesudah itu pernah ketemu dan tidak ada komentar gitu, loh,” Fathanah meyakinkan. Engkong adalah sebutan untuk Hilmi.

Ridwan memberi argumentasi, “Iya enggak ada komentar. Masak di depan forum ngasih komentar, kan enggak mungkin, yang jelas komplainnya ke kita.”

“Sudah nyampe ditenteng sendiri sama Ibu,” begitu Fathanah memastikan yang dijawab lagi Rdiwan, “Enggak nyampe.”
Fathanah sempat ingin tahu sebenarnya berapa kewajiban bayar Elizabeth kepada Hilmi. “Kewajiban Bu El ke Engkong berapa?” tanya Fathanah. “Nanti deh,” jawab Ridwan.

Utusan presiden
Nama Sengmen ini membuat hakim penasaran. Nawawi bertanya siapa sebenarnya Sengman ini. “Itu nama orang. Dia utusan Pak Presiden kalau ke PKS,” jawab Ridwan.

Sedangkan nama Hendra adalah temannya Sengman. Ridwan mengatakan, ia sudah pernah menejelaskan kepada penyidik siapa Sengman ini. Diduga, Sengman inilah yang menggondol jatah komisi Rp 40 miliar yang harusnya untuk Hilmi.

Dari semua pengakuan Ridwan, hanya pengakuan terkait Sengman inilah yang ia ucapkan dengan tegas. Selebihnya, hakim harus kerja keras untuk menguliti satu persatu kesaksian Ridwan.

Kesaksian Ridwan semakin menguatkan adanya intrik-intrik politik dan bisnis dalam pengurusan kuota impor daging. Saksi Elda sudah mengatakan bahwa kubu Ridwan memang tidak suka ketika Fathanah mengurus kuota untuk Indoguna.

Kini, tinggal dua nama yang masih misterius, yaitu Sengman “utusan presiden”, dan Bunda Putri “mentor Ridwan”. Dalam rekaman, tergambar jelas bagaimana sosok Bunda Putri ini yang bisa memanggil Luthfi Hasan Ishaaq ke rumahnya.

“Sampai-sampai presiden partai memberi laporan kepada Bunda Putri, bahkan Ustaz Luthfi menganggap dia bisa mengkondisikan decission maker di negeri ini. Siapa dia?” tanya hakim I Made Hendra. “Saya tidak paham,” kata Ridwan menutupi.

Nawawi sudah menawarkan kepada penuntut umum bahwa hakim mendukung setiap upaya untuk menuntaskan pemberantasan korupsi. Termasuk jika KPK ingin menyeret Ridwan dengan tuduhan memberikan keterangan yang tidak benar di persidangan.

Beberapa kali Nawawi berharap Ridwan bisa menjadi sosok “Ridwan ketiga” yang dikenal Nawawi dan bisa dipercaya. Publik juga berharap Ridwan ini ucapannya tak jauh dari sosok penjaga surga, bukan seperti Malik, sang penjaga neraka. (Amir Sodikin)

Leave a Reply