Menhut Dipetisi 8.500 Orang Lebih Agar Selamatkan Melani

Share Article

Jakarta, Endonesia.com
Lebih dari 8.500 orang telah melayangkan petisi online kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dengan tuntutan agar menyelamatkan harimau yang sudah lima tahun sakit di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Petisi yang senada juga disampaikan agar menyelamatkan KBS atau menutup saja KBS demi konservasi satwa liar yang lebih baik.

Petisi kepada Menhut diprakarasi seorang pecinta satwa bernama Dian Paramita. Ia membuat petisi di laman http://www.change.org/saveKBS. Hingga Kamis (20/6), lebih dari 8.500 warga internet (netizen) mengirimkan petisi dari targe hanya 1.457 orang.

“Namanya Melani, seekor Harimau Sumatera di Kebun Binatang Surabaya,” begitu Dian mengawali petisi.

“Ia kurus, hanya seperti tulang berbalut kulit. Pada usianya, seharusnya berat normal Melani adalah 100kg, namun beratnya hanya mencapai 60kg. Satu-satunya yang masih mengesankan adalah sorot matanya yang tajam namun butuh pertolongan. Ia tak berdaya dan memilih selalu berbaring di lantai dan rumput. Hampir semua makanan yang ia telan tak dicerna. Selain memuntahkan makanannya, ia juga menderita diare. Bulan lalu, harimau bernama Razak juga mati karena penyakit paru-paru yang disebabkan kandang kecil dan kotor. Sekarang Melani dikhawatirkan usianya tak lagi panjang dan bahkan akan menghadapi euthanasia. Padahal spesies Harimau Sumatera seperti Melani sudah kurang dari 600 ekor di hutan-hutan Sumatera.”

Dian mengingatkan, Maret 2012 lalu, satu-satunya jerapah koleksi KBS mati di kandangnya karena perutnya penuh dengan plastik. Selain jerapah, nasib buruk juga dialami satwa lain yang hidup bersama puluhan hewan lain di kandang sempit dan kurang pencahayaan, yang hidup di tengah sampah berserakan, dan bahkan tak bisa berteduh karena kandangnya dijadikan kamar sewaan untuk manusia dan pepohonan dijadikan sarana ritual dukun.

Direktur Kampanye Chage.org Indonesia, Usman Hamid, menyatakan pada saat bersamaan Menhut bahkan Gubernur dan Ketua DPRD Jatim dipetisi oleh Melanie Subono dan Andrea Perkin. Mereka menegaskan pentingnya perlindungan Pemerintah terhadap Harimau di Kebun Binatang Surabaya sebagai bagian dari perlindungan terhadap keanekaragaman hayati.

“Mereka bahkan meminta KBS ditutup karena ondonesia telah lama dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Tapi saat ini, bukan cuma hutan hujan tropis kita yang habis dibabat, berbagai hewan dari hutan di Indonesia situasinya semakin hari semakin mengkhawatirkan. Pemerintah melalui Menteri Kehutanan, harusnya memperhatikan hal ini sebagai bentuk komitmen mereka menjaga keanekaragaman hayati.”

Dalam petisinya pembuat petisi #SaveKBS, Dian Paramita, menghimbau masyarakat untuk mengisi petisi ini sebagai bagian dari kepedulian terhadap berbagai satwa yang semakin terancam punah. “Mari isi petisi ini untuk mendukung Bapak Menhut dan pihak terkait agar segera bertindak menyelamatkan satwa KBS. Mari bersama-sama melindungi para satwa. Bukan hanya karena mereka akan punah, tetapi karena mereka juga makhluk hidup seperti kita yang bisa merasakan sakit dan sengsara. Let’s speak up for those who cannot speak.”

Selain Dian Paramitha Melanie Subono dan Andre Parkins juga membuat petisi terkait Kebun Binatang Surabaya. Dalam petisinya Melanie yang namanya mirip dengan harimau Melanie menuntut ‘Pindahkan Hewan di Kebun Binatang Surabaya ke tempat yang layak!’

“Setahun lalu, saya coba masuk dan menawarkan bantuan makanan dan sumbangan ke KEBUN BINATANG SURABAYA. semua bantuan terpental keluar. Konon, bukan cuma hewan, tapi bahkan pegawai pun banyak tidak bergaji. Hari ini, gue mohon dukungan sahabat yang masih peduli. Setiap tanda-tangan lo di halaman ini, mengantarkan satu email ke Gubernur!” Kata Melanie Subono yang telah menggalang 1700 lebih tanda tangan dalam 1 hari.

Dalam surat petisinya, Andrea Parkin menyatakan, “Saya menandatangani petisi ini ditujukan kepada Rahmat Shah, kepala asosiasi kebun binatang Indonesia dan pengelola Kebun Binatang Surabaya Tony Sumampouw”. Andrea berhasil mengumpulkan 5400 lebih suara dari berbagai negara.

“Total suara protes ini setidaknya berjumlah 13 ribu lebih. Ini menunjukkan petisi online merupakan alat mendorong solidaritas dan kesadaran luas warga dunia yang melewati batas negara” lanjut Usman Hamid yang juga Pendiri Public Virtue dan Ketua Badan Pengurus KontraS. (*/Endonesia.com)

Leave a Reply