Media Sosial Merekam Sepak Terjang Akil

Share Article

Media sosial kali ini benar-benar pedang bermata dua. Di satu sisi, dia mampu memberikan laporan cepat soal dugaan praktik suap, namun di sisi lain dia juga memberi peringatan kepada pelaku agar berhati-hati. Akun yang menamakan dirinya Joko (@joko91428420) telah memerankan posisi itu.

Jika Akil Mochtar meyakini dampak media sosial, bisa-bisa dia tak bisa ditangkap KPK pada Rabu malam lalu. Namun, akhirnya Akil tetap tertangkap dan hanya dalam kurun waktu kurang dari dua hari, yaitu tanggal 2 hingga 3 Oktober sore ini, percakapan di media sosial didominasi soal Akil Mochtar.

Setidaknya ada 21.029 percakapan yang spesifik membicarakan Akil Mochtar. Selain merekam kemarahan publik atas terbongkarnya kasus ini, ada satu sisi menarik tentang ditemukannya arsip percakapan yang memberi peringatan akan sepak terjang Akil. Jika Refly Harun adalah pemberi peringatan pada tiga tahun lalu, maka akun Joko di Twitter adalah pemberi peringatan pada Mei lalu.

Direktur PoliticaWave Yose Rizal dalam analisanya untuk Kompas, Kamis (3/10), mengatakan percakapan tentang penangkapan Akil melibatkan setidaknya 9.151 netizen (warga pengguna internet). “Jangkauan akun yang terpapar pembicaraan mencapai 37.694.815 warga,” kata Yose.

Kasus tersebut juga “mengorbitkan” tokoh lain yang banyak dibicarakan atau ikut membicarakan kasus Akil Mochtar, seperti mantan ketua MK dari dua periode sebelumnya yakni Mahfud MD dan Jimly Asshidiqie.

Hal yang mengejutkan, kasus ini menaikkan pamor sebuah akun @joko91428420 yang menamakan dirinya Joko. Joko sering dirujuk karena pada Mei dan Agustus lalu sudah menyebut Akil Mochtar sebagai biang masalah.

“Akil Mochtar Ketua MK biang kerok belum diputusnya gugatan UU Kaltara, karena sudah disuap…..,” begitu Joko melempar tuduhan di Twitter. Joko kembali melempar tuduhan di Twitter pada 6 Agustus lalu, “Akil Mochtar Ketua MK minta duit 2 miliar kepada penggugat UU Kaltara kalau mau cepat diputus, KPK harusnya segera menangkap Akil Mochtar.”

Secara spesifik, Joko juga meminta KPK agar menyadap telepon Akil Mochtar. “@akilmochtar KPK tolong disadap HP Ketua MK, dia sering teleponan dengan pejabat di Kaltim, miliaran duit Kaltim sudah masuk kantong Akil,” begitu kata Joko pada 1 Oktober lalu.

Kemarahan publik juga terekam dalam percapan di media sosial. Ada yang meminta potong jari Akil karena yang bersangkutan pernah mengusulkan hukuman potong jari untuk koruptor, ada pula yang meminta hukuman mati untuk Akil.

Percakapan yang paling banyak dipancarkan ulang adalah dari Mahfud MD, “Inginnya saya tak percaya Pak Akil Mochtar tertangkap KPK, Tapi itu ternyata nyata. Tak percaya tapi itu nyata.” (Sumber: AmirSodikin.com)

Leave a Reply