
ENDONESIA.com – Baru-baru ini mencoba plugin di website bernama UpdraftPlus. Plugin ini berguna untuk melakukan backup secara otomatis ke mana pun kita inginkan.
Kabar baiknya, plugin ini diberikan gratis untuk fungsi backup dan restore yang basic. Untuk fungsi advanced memang harus bayar.
Kita bisa backup secara otomatis ke server tertentu atau ke berbagai cloud yang ada. Yang ditawarkan adalah remote backup ke UpdraftPlus Vault, FTP, Dropbox, Microsoft Azuer, Google Cloud, Google Drive, Email, WebDav, Amazon S3, Microsoft OneDrive, dll.
Untuk preferensi saya, saya menginginkan website yang saya bangun menggunakan WordPress otomatis dibackup secara rutin ke Google Drive. Yang bisa dibackup tentu saja adalah file dan juga database MySQL.
Nah, ternyata aktivasinya sangat mudah dan penggunaannya juga super mudah. Tak harus menjadi webmaster dan tak harus tahu pemrograman untuk menjalankan fungsi canggih ini.
Dengan plugin ini, kita tak bergantung pada fitur automatic backup di webhosting kita. Biasanya, autobackup ini di beberapa webhosting memang dimatikan karena memakan resources server lumayan gede.
Daftar Isi
Langkah 1 : Install plugin UpdraftPlus
Tentu install dulu plugin dari WordPress. Search aja di kolom pencarian plugin langsung dari admin WordPress namanya Updraftplus. Website dia di sini https://updraftplus.com/. Kemudian lakukan instalasi, dan aktifkan.
Langkah 2 : Konfigurasi setting UpdraftPlus untuk memulai backup otomatis atau autobackup.
Saya memilih tujuan backup file dan database WordPress ini ke Google Drive.
Ikuti petunjuk di layar, pilih tujuan backup ke Google Drive. Simple saja, nanti kita akan diarahkan untuk login ke akun Gmail kita. Kemudian sesuai kebijakan privasi umum, nanti akan ada permission untuk mengakses Google Drive kita. Berikan izin untuk permission ini.

Untuk setting, kita bisa pilih akan dibackup seberapa sering. Tiap hari, tiap minggu, tiap bulan, dst. Kemudian kita juga bisa mempertahankan berapa skedul backup yang tetap ada di remote backup (Google Drive).
Langkah 3 : Perhatikan bahwa ada dua hal penting: File Backup dan Database Backup.
File backup adalah untuk membackup file-file WordPress. File ini biasanya tidak sering berubah. Paling yang berubah adalah folder yang terkait plugin dan folder content (upload foto dst).
Kemudian Database Backup adalah backup database MySQL yang sering kita update misal jika kita publish artikel. Database paling sering berubah seiring perubahan di konten website kita.
Settingan saya, backup untuk file secara otomatis dilakukan tiap hari dan akan meninggalkan 7 file backup (yang artinya 7 hari terbackup semua)_Itu berarti, saya akan punya cadangan backup file selama seminggu.
Sedangkan untuk database, backup dilakukan tiap hari dua kali dan akan ada 14 file backup yang tertinggal di Google Drive. Itu berarti, saya punya cadangan backup database selama 7 hari (14 file dengan jam berbeda).
Kita bisa menentukan jumlah file backup yang akan tetap tinggal di Google Drive kita. Misal jika kita menginginkan 7 file tertinggal, maka file-file lama akan otomatis dihapus oleh sistem, kita tak perlu hapus manual. Keren kan.
Jika saatnya dibutuhkab, kita tinggal menggunakan file dan database tersebut untuk backup. Dengan sistem ini, kita lebih tenang karena punya koleksi backup selama 7 hari. Jika kamu pingin lebih dari 7 hari, ya bisa saja diset di bagian setting.
Langkah 4 : Cek hasil backup di Google Drive
Buaka Google Drive via browser dari komputer. Nanti otomatis akan ada folder UpdraftPlus, seperti ini penampakannya jika sudah berhasil membackup ke Google Drive:

Ooo iya, teknik ini juga lebih aman dibanding jika kita ingin restore database dari backup database MySQL yang dilakukan dari cpanel yang biasanya menimbulkan error spt ini saat eksekusi restore: ERROR: ASCII ‘\0’ appeared in the statement, but this is not allowed unless option –binary-mode is enabled and mysql is run in non-interactive mode. Set –binary-mode to 1 if ASCII ‘\0’ is expected. Query: ”.
File backup dari UpraftPlus sudah ready untuk di-restore tanpa ada error.
Selamat mencoba.