
ENDONESIA.com – Bagi kamu yang doyan main game, artikel ini wajib kamu baca sampai selesai. Untuk bermain game, koneksi internet yang kenceng, stabil, dan memiliki latensi rendah merupakan impian setiap gamer.
Nah, persoalan di negara kita ini memang terkait latensi yang masih tinggi. Persoalan latensi sebelumnya tidak dianggap sesuatu yang urgen di negeri ini, kecuali jika sudah terkait dengan transaksi penting misal perbankan.
Namun, saat ini perkara latensi ini tak bisa dianggap remeh-temeh. Para gamers pun jika mendapatkan latensi yang tinggi pasti akan teriak dan mengancam cabut berhenti langganan internet service provider (ISP) yang dipakai.
Baca juga: Hasil Speedtest Internet Telkomsel vs Indihome di Samarinda
Dikutip dari opensignal.com, latensi adalah pelambatan yang dialami pengguna karena data melakukan perjalanan bolak-balik melalui jaringan. Jika latensi jaringan Anda tinggi, jaringan akan terasa kurang responsif dan lebih lambat bereaksi terhadap permintaan Anda
Studi terbaru dari Speedtest.net yang dirilis November 2020, soal latensi, patokan utama untuk pengalaman bermain game berkualitas tinggi ini, belum tersebar secara merata di negara Indonesia.
Meskipun sebagian besar game dimainkan pada perangkat seluler, jaringan “broadband tetap” atau fixed broadband yang mendukung game konsol dan PC sering menunjukkan latensi yang jauh lebih rendah di banyak wilayah.
“Kini, kami sedang memeriksa latensi pada “broadband tetap” dan seluler di tingkat negara, provinsi, dan kota di Indonesia untuk melihat di wilayah mana gamer dapat bermain dengan lancar dengan hanya mengalami sedikit jeda,” begitu pengantar studi yang dilakukan Speedtest.
Latensi (disebut juga ping) adalah waktu reaksi koneksi yang diukur dalam milidetik. Untuk mendapatkan pengalaman bermain game terbaik, pengguna setidaknya perlu mengharapkan latensi sebesar 59 ms atau kurang.
Latensi saat bermain game dapat bervariasi, tergantung pada server yang terhubung. Selain itu, menghubungkan ke server di dalam wilayah pemain game sendiri lebih disukai. Speedtest menguji ke server terdekat dengan latensi terendah—sering kali dalam pusat populasi yang sama dengan pengguna.
Daftar Isi

Selama Q1 2020, latensi rata-rata Indonesia pada “broadband tetap” adalah 20 ms. Sedangkan pada broadband seluler, latensi rata-rata adalah 42 ms.
Pada tingkat negara, penyedia layanan “broadband tetap” di Indonesia menunjukkan latensi dalam kisaran antara 16 ms hingga 35 ms selama Q1 2020.
Telkom memiliki latensi terendah sebesar 16 ms pada broadband tetap. Kemudian disusul oleh MyRepublic dengan 17 ms. Biznet dan First Media memiliki latensi tertinggi, masing-masing sebesar 24 ms dan 35 ms.
Peringkat Provider Internet Terbaik Berdasarkan Tingkat Latensi Kategori “Broadband Tetap”
No | Nama ISP | Latensi |
1 | Telkom | 16 ms |
2 | MyRepublic | 17 ms |
3 | Biznet | 24 ms |
4 | First Media | 35 ms |

Peringkat Provider Internet Terbaik Berdasarkan Tingkat Latensi Kategori Broadband Seluler
Telkomsel dan 3 memiliki latensi terendah pada ponsel di 36 ms. Selama periode ini, latensi rata-rata IM3 Ooredoo, XL, dan Smartfren berkisar antara 36 ms hingga 48 ms.
No | Nama ISP | Latensi |
1 | Telkomsel | 36 ms |
2 | Three / 3 | 36 ms |
3 | IM3 Ooreedoo | 43 ms |
4 | XL Axiata | 46 ms |
5 | Smartfren | 48 ms |

Kinerja internet tetap konsisten selama pandemi
Kecepatan internet juga menjadi hal yang sangat penting saat bermain game. Kami telah menggunakan data dari Speedtest Intelligence® untuk melacak kecepatan internet di tingkat global selama pandemi.
Hasilnya, kecepatan broadband seluler dan tetap di Indonesia sebagian besar konsisten dengan kinerja pra-pandemi.

Volume pengguna yang menggunakan Speedtest pada broadband seluler dan tetap meningkat drastis antara minggu 9 Maret hingga 13 April 2020 ketika banyak orang menyesuaikan diri dengan pola penggunaan internet baru selama pandemi. Volume pengujian mulai menurun setelah minggu 13 April.

Source: Speedtest.net