Ingat, Investasi Saham Jangan Pakai Dana Pendidikan Anak

Share Article
Investasi Saham untuk Pendidikan Anak

ENDONESIA.com – Lifepal merilis artikel berupa tips untuk investasi saham yang diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan anak. Tips ini bermanfaat terutama untuk para orangtua yang sedang mengajari anak-anaknya memahami apa itu investasi dan bagaimana caranya.

Menurut Lifepal, sebagai salah satu instrumen investasi dengan imbal hasil tinggi, saham tentu bisa menjadi untuk membantu kita mengumpulkan dana untuk merealisasikan tujuan jangka panjang, termasuk salah satu di antaranya adalah biaya pendidikan anak. Namun apakah semua orang pasti cocok dengan instrumen ini?

Baca juga Inilah 133 Fintech Pinjol P2P Lending Ilegal versi Satgas Waspada Investasi per Januari 2021

Belum lama ini, terdengar keluhan investor di forum aplikasi trading saham di Indonesia, yang mengaku putus asa karena sepertinya, dia mengalami kerugian usai menggunakan dana pendidikan anak demi membeli saham.

Mengingat biaya pendidikan anak adalah salah satu dari tujuan finansial setiap orangtua, seperti apa saja hal yang bisa dilakukan terkait investasi saham dan mengumpulkan biaya pendidikan anak? Simak ulasannya menurut Lifepal.co.id.

Baca juga Dasar Hukum Peraturan Mata Uang Kripto sebagai Aset Investasi di Indonesia

Jangan Pernah Gunakan Dana Pendidikan Anak untuk Beli Saham

Jangan pernah “menggunakan dana yang memang sudah ada dan Anda siapkan sebagai biaya pendidikan anak untuk membeli saham.” Jika hal ini terjadi, Anda sama saja dengan menggunakan uang panas untuk berinvestasi. Sebaliknya, berinvestasilah untuk mengumpulkan atau menambah dana pendidikan anak.

Dana pendidikan yang sudah ada, harus dimanfaatkan untuk segala kebutuhan akademis anak Anda, baik itu membayar SPP, membeli buku, seragam, membayar uang gedung, SKS, dan lainnya, bukan untuk investasi atau trading.

Baca juga Ingin Investasi Saham? Cek Tips Memilih Sekuritas yang Aman dari IDX

Jika memang Anda tidak memiliki dana menganggur, anggarkan saja dana sebesar minimal 10% dari penghasilan per bulan untuk membeli saham.

Belilah saham dengan metode cost averaging secara rutin per bulan.

Saham bisa digunakan untuk dana pendidikan anak di jenjang tinggi

Bila Anda memiliki anak yang masih duduk di bangku kelas 3 SD, tidak ada salahnya membeli saham untuk modal biaya pendidikannya di jenjang sekolah menengah atas atau S1. Hal itu disebabkan karena investasi yang Anda lakukan memiliki target di jangka panjang.

Anggap saja, di 22 Januari 2010 saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dibanderol di harga Rp 4.825 per lembar. Tapi pada tanggal 29 Januari 2021 harganya sudah mencapai Rp 33.800. Mereka yang membelinya 11 tahun yang lalu tentu mendapat keuntungan sebesar 600%.

Baca juga Bos Tesla Elon Musk: Dogecoin Kripto Rakyat

Selama saham yang Anda beli adalah saham perusahaan dengan profitabilitas tinggi, keuangan sehat, dan prospek bisnis yang menjanjikan, maka harga saham dari perusahaan itu akan terus tumbuh, meski terjadi volatilitas dalam jangka waktu pendek.

Hindari membeli saham untuk dijual dalam jangka pendek

Anggap saja, Anda memiliki seorang anak yang akan masuk SD, SMP, SMA atau mendaftar kuliah dalam satu atau dua tahun ke depan. Itu artinya, Anda akan membayar biaya pendaftaran sekolah dan biaya lainnya dalam jangka waktu pendek.

Baca juga Dogecoin (DOGE) Kembali Terbang 60 Persen, Lagi-lagi Gara-gara Twit Bos Tesla Elon Musk

Membeli saham untuk memenuhi tujuan finansial jangka pendek bisa saja dilakukan, namun hal ini “sangat berisiko.”

Transaksi di bursa sejatinya tidak jauh berbeda dengan transaksi di pasar. Hukum ekonomi berlaku dalam perdagangan tersebut, ketika suatu saham diborong banyak investor maka harganya akan meningkat, begitu pun sebaliknya.

Fluktuasi saham dalam jangka waktu satu atau dua tahun memang sangat tinggi. Bisa saja, karena sentimen buruk yang muncul dalam jangka waktu pendek yang mempengaruhi tingkat imbal hasil kita.

Alangkah baiknya untuk memilih instrumen rendah risiko. Sebut saja seperti deposito, surat berharga negara, atau reksa dana pasar uang.

Baca juga Presearch, Search Engine Saingan Google yang Memberi Reward Token Kripto PRE

Pastikan Anda paham dengan risiko investasi saham

Investasi saham memiliki risiko tinggi dan tidak bisa dilakukan dengan cara asal-asalan.

Membeli saham sama halnya dengan membeli sebuah perusahaan. Walau kepemilikan Anda tidak banyak, Anda sudah membeli sebuah “bisnis.” Berinvestasi dengan membeli bisnis tentu saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Pahamilah analisis fundamental yang baik sebelum Anda membeli saham untuk berinvestasi. Kenalilah rasio-rasio yang menunjukkan profitabilitas, kesehatan keuangan, dan valuasi sebuah perusahaan, bandingkan pula kinerja dari perusahaan dengan kompetitornya.

Hindari melakukan pembelian saham hanya karena rumor atau mengikuti ajakan-ajakan teman atau tokoh-tokoh publik semata.

Itulah hal-hal yang harus Anda pahami sebelum memilih saham sebagai sebuah instrumen investasi untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak. Sebelum Anda memulai investasi ini, pastikan terlebih dulu Anda sudah mengetahui berapa total dana pendidikan yang dibutuhkan dan berapa tahun dana tersebut ditargetkan harus terkumpul.

Anda bisa memanfaatkanlah kalkulator waktu menabung di situs Lifepal untuk mempermudah proses Anda dalam berinvestasi.

Catatan Penulis: Tips ini dibuat oleh Aulia Akbar CFP®, financial educator dan periset Lifepal. Segala informasi yang ada pada artikel ini dapat dipertanggungjawabkan.

Leave a Reply