I Stand on The Right Side: Perang Senyap Pita Dukungan Capres

Share Article

Hingga Minggu (8/6) siang pukul 12.00, pita kampanye “I Stand on The Right Side” meroket di posisi teratas meninggalkan semua jenis kampanye di dunia. Paling sedikit ada 26.673 dukungan dan tiap detiknya terus bertambah, yang ditujukan mendukung calon presiden nomor urut dua dengan memasang pita yang dibuat di Twibbon.com.

Fantastis, fenomena dukungan melalui pemasangan gambar profil diri atau avatar di sosial media, seperti Twitter dan Facebook, ini mengalahkan gegap gempita piala dunia di Brasil. Pita yang dimaksud hanyalah gambar kecil yang di-tumpangsusun-kan (overlay) di atas setengah bidang avatar.

Bentuknya berupa angka dua dan teks “I Stand on The Right Side” dengan latar warna merah, tanpa menyebutkan nama Jokowi-Kalla. Tren di jagad mayantara pada empat hari terakhir ini juga menjalar pada penggunaan gambar profil di BlackBerry Messenger.

Entah siapa yang sebenarnya memulai, namun di akun Facebook milik DPP PDI-Perjuangan (facebook.com/DPP.PDI.Perjuangan), disebutkan pekerja seni Joko Anwar dan Ernest Prakarsa yang pertama memulai menggunakan avatar “I Stand on The Right Side”. Format avatar dukungan nomor dua ini di linimasa Twitter disebutkan dibuat pertama kali oleh akun Twitter @monstreza.

Pada akhirnya, banyak yang menyediakan berbagai alat bantu untuk bisa membuat avatar pita dukungan. Paling besar dari situs web Twibbon.com, yang spesialis menyediakan alat bantu kampanye menggunakan pita. Ternyata, kampanye “I Stand on The Right Side” ini di Twibbon diinisiasi Thomas Harjanto dengan akunnya @masbedjo pada 4 Juni lalu. Kemarin siang sudah mendapat 23.654 dukungan.

Thomas Harjanto adalah relawan yang tak ada kaitannya dengan tim sukses resmi Jokowi-Kalla. “I Stand On the Right Side ini bukan ide saya, saya hanya mengkampayekan melalui Twibbon saja. Saya sendiri tak tahu siapa yang pertama kali membuat kampanye ini,” kata Thomas.

Saat itu, ada yang melintas di linimasa Twitter yang memamerkan kampanye tersebut dan Thomas tertarik. “Spontan saya langsung membuatnya di Twibbon dengan maksud memudahkan teman-teman lain yang ingin menggunakan avatar seperti itu,” kata Thomas.

Untuk mempromosikannya, Thomas hanya memposting tautan menuju kampanye pita dukugan tersebut. “Tanggal 4 Juni saya buat dan langsung saya twit, keesokan harinya sudah banyak yang memasangnya,” kata Thomas.

Thomas mengaku hanya relawan Jokowi. “Saya bergerak pribadi. Secara formal tidak pernah ikut dalam kelompok relawan,” kata programer web ini.

Kampanye yang sama juga dibuat dua orang lain di Twibbon.com. Mereka adalah akun noldymusaid yang sudah dipakai 1.542 pendukung, kemudian akun Indra Chandra yang dipakai 1.477 pendukung.

Pendukung Prabowo-Hatta lebih dulu membuat kampanye pita dukungan yang dibuat akun pks_kreatif dengan judul “Prabowo-Hatta #1”, dibuat sepekan lalu, dengan 3.583 dukungan. Kampanye ini menggunakan logo mirip Garuda Pancasila yang di tengahnya ada nomor satu.

Namun kampanye “Prabowo-Hatta #1” tenggelam oleh fenomena “I Stand on The Right Side”. Seperti ingin menandingi “I Stand on The Right Side”, akun pks_kreatif di Twibbon.com membuat lagi kampanye pita dukungan dengan teks “Pilih Satu Karena Saya Cinta Indonesia” dengan gambar Garuda Pancasila. Hasilnya, sudah mendapat 1.749 dukungan.

Analis media sosial, Yose Rizal, mengatakan, di ranah media sosial yang mengandalkan perang kicauan, kubu tim media sosial Prabowo-Hatta tampak terorganisir lebih rapi dan terkoordinasi. “Apalagi setelah mendapat dukungan penuh tim media sosial Partai Keadilan Sejahtera,” kata Yose.

Mereka memang sudah punya pengalaman di Pemilu Legislatif untuk membangun perang kicauan berbasis kata-kata. Berbeda dengan kubu Jokowi-Kalla yang tim media sosialnya tampak tak terkoordinasi karena berbasis relawan yang spontan.

Namum, pada perang senyap tanpa kata-kata, hanya dengan gambar avatar dengan pita dukungan twibbon, tampak kubu Prabowo-Hatta kewalahan. Fenomena gambar diri dengan pita dukungan ini, telah menaikkan level pertarungan di media sosial, tak lagi mengandalkan kata-kata saling umpat dan saling hardik.

Kedua kubu telah belajar, cara mendukung yang sewajarnya justru memiliki kekuatan mengajak kelas menengah yang memiliki gaya tak mau banyak umbar kata-kata tak perlu. Banyak orang yang tak pernah mengekspresikan dukungan, tiba-tiba secara senyap telah mengenakan pita dukungan salah satu capres.

Jadi, stop perang caci-maki karena cara seperti itu tak ada gunanya dan justru berpotensi menjadi boomerang. Mari dukung pasangan calon dengan sewajarnya saja. (Amir Sodikin)

Leave a Reply