Cara Memilih Hosting Terbaik Sesuai Kebutuhan, Dari Lokasi hingga AutoSSL

Share Article
Web hosting. (Victorgrigas, CC BY-SA 3.0 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0, via Wikimedia Commons)
Web hosting. (Victorgrigas, CC BY-SA 3.0 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0, via Wikimedia Commons)

ENDONESIA.com – Anda ingin membangun website dengan brand sendiri? Itu berarti, bukan menggunakan media sosial dan bukan pula menggunakan website gratisan seperti fasilitas blog gratis di Blogspot dan di WordPress.com.

Untuk membangun website sendiri, dibutuhkan dua hal penting: nama domain dan web hosting.

Apa itu nama domain?

Nama domain adalah alamat website yang menghubungkan alamat komputer yang berupa ip address dengan nama unik, misalnya www.endonesia.com, atau www.namaperusahankamu.com.

Namanya disebut unik karena di dunia itu hanya satu. Misal, www.endonesia.com ya hanya ada satu. JIka sudah didaftarkan, maka orang lain tak bisa mendaftarkannya. Dot com adalah ekstensi domain. Di luar dot com ada dot net, dot org, dst.

Apa itu web hosting atau hosting?

Web hosting atau disebut hosting saja dalam hal ini adalah storage atau hardisk tempat menaruh file yang bisa diakses secara online dan bisa dihubungkan dengan nama domain kamu. Web hosting ini bagian kecil dari fasilitas yang bisa diberikan oleh sebuah server.

Nanti kamu juga akan membutuhkan fasilitas email hosting untuk bisa menjalankan fungsi email kamu. Tapi, kali ini saya hanya akan membahas soal cara memilih web hosting. Web hosting kadang juga disebut sebagai hosting saja.

Bisakah kita buat hosting saja di rumah karena di rumah sudah ada internet yang bisa online 24 jam? Secara teknis dan teoritis bisa saja. Tapi tidak disarankan jika untuk keperluan serius.

Bagaimana cara memilih web hosting terbaik yang sesuai dengan kebutuhan kita?

Ok, kembali ke pembahasan awal ya. Saya batasi pembahasan di bawah ini pada cara memilih web hosting jenis shared hosting (1 layanan server dipakai ke beberapa pengguna), bukan dedicated server (1 server dipakai sendiri) dan bukan pula dengan VPS (virtual private server).

Berikut ini checklist yang bisa Anda perhitungkan sebelum membeli layanan web hosting.

  1. Lokasi Server

    Jika budget bukan persoalan speed adalah persoalan yang tak bisa ditawar, pilihlah web hosting yang lokasinya dekat dengan audiens Anda. Misal, jika audiens nya di Indonesia, maka pilihlah web hosting di Indonesia. Setidaknya pilihlah web hosting yang lokasi servernya di Singapura.

    Jika budget adalah concern kamu dan stabilitas adalah fokus kamu, maka pilihlah server yang berlokasi di Amerika Serikat dan Eropa. Server dari dua benua itu yang paling oke dan paling stabil dibanding dari benua lainnya, dan biasanya sudah menggunakan teknologi terkini. Soal speed, akan berada di bawah server Indonesia namun tetap bisa diterima oleh audiens.

    Dan yang pasti, server-server dari dua benua ini punya standard layanan tinggi dan stabil. Memilih server di dua benua itu bukan berarti pilihan jelek karena stabilitas dan kepastian kadang jauh lebih berharga dari pada sekadar selisih speed sekian detik. Pilihlah perusahaan hosting yang sudah dikenal reputasinya dan sudah berumur lama. Banyak perusahaan web hosting yang sudah berpengalaman di atas 10 tahun, pilihlah perusahaan yang sudah memiliki reputasi bagus.

  2. Kontrol panel webhosting

    Tanyakan kepada perusahaan hosting tersebut atau baca di fitur webhosting mereka, kontrol panelnya pakai software apa?
    Tanpa ragu-ragu, carilah webhosting yang menggunakan kontrol panel yang disebut Cpanel. Saya sudah menggunakan Cpanal ini selama lebih dari 15 tahun dan banyak fitur berharga dan kenyamanan yang tak bisa digantikan oleh panel hosting lain.

    Jika kamu tak punya basic programming atau web desainer, jangan khawatir. Cpanel ini seperti alat sulap yang bisa membuat kamu menjadi master web dalam sekejap.

    Paling bagus, jika cpanel tersebut menyertakan Fantastico, yaitu software untuk instalasi CMS (content management system) atau software pembuat website yang instan. Mulai dari install CMS WordPress, Joomla, Drupal, dll hanya dengan beberapa kali klik.

  3. Tanyakan apakah sudah include SSL (https) dalam paket cpanel tersebut?

    Fitur SSL ini kalau di Cpanel sudah dibundle dengan AutoSSL di mana kita bisa install sendiri sertifikat SSL secara gratis. SSL inilah yang akan mengubah alamat kita dari yang semula berawalan dengan http://www menjadi https://www. Saat ini, fitur https ini penting karena jika tak pakai https biasanya browser akan memberi notifikasi bahwa situs tersebut tidak aman.

    Jika kita harus beli sertifikat SSL sendiri , harganya mahal bisa satu jutaan rupiah sendiri per tahun.

    Jika kamu sudah telajur beli webhosting dengan kontrol panel Cpanel, untuk mengecek apakah sudah support SSL gratisan tadi, caranya cukup mudah. Klik di sini untuk mengecek SSL dan mengktifkannya.

    Jika 3 hal tersebut sudah selesai, maka setengah persoalan membangun website sudah selesai. Hampir bisa dipastikan, web hosting yang sudah punya Cpanel akan kompatibel dengan banyak kebutuhan kita. Mau buat website untuk organisasi kecil, website pribadi, website kantor, website sekolah, website kampus, hingga website untuk media massa, bisa terhandle oleh fitur-fitur Cpanel.

    Jika ada pertanyaan untuk memperdalam bagian ini, silakan tinggalkan di kolom komentar atau via email.

Leave a Reply