BAKAL CALON PRESIDEN: Siapa Unggul di Media Sosial?

Share Article

Mahfud MD di media sosial hingga Jumat (21/12) malam terus naik meninggalkan Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla. Saat yang sama, Aburizal Bakrie terjun bebas ke level paling rendah disusul Anas Urbaningrum.

Peringkat itu dihimpun dari percakapan di media sosial seperti di Twitter, Facebook, Youtube, blog, pemberitaan media online, dan forum online. Data dihimpun Politicawave untuk memetakan posisi percakapan tokoh yang dikandidatkan sebagai presiden di berbagai situs media sosial.

Direktur Politicawave Yose Rizal mengatakan, selain percakapan, sentimen dari setiap percakapan juga dipetakan menjadi sentimen positif, negatif, dan netral. Pergerakan tokoh juga dipetakan apakah sentimennya negatif atau positif.

Mahfud MD memiliki sentimen positif paling besar dengan indeks 20,81 dari 854 percakapan pengguna unik (unique user). Di urutan kedua, Prabowo mengumpulkan indeks sentimen positif sebesar 15,08 dari 1.117 percakapan pengguna. Di urutan ketiga, Jusuf Kalla dipercakapkan 797 pengguna unik dengan indeks sentimen positif 8,35.

Setelah Jusuf Kalla, banyak bertebaran nama lain, tetapi terlalu jauh jika dibandingkan tiga nama teratas. Mereka umumnya memiliki indeks sentimen mendekati nol atau bahkan negatif.

Mereka yang masih mendapat sentimen positif di antaranya Hatta Rajasa (indeks sentimen 1, pengguna unik 294), Chairul Tanjung (indeks sentimen 0,13, pengguna 291), Sri Mulyani (indeks sentimen 0,79, pengguna 59), Anies Baswedan (indeks sentimen 0,39, pengguna 19).

Dari jumlah pembicaraan oleh pengguna unik, Prabowo dibicarakan paling banyak, tetapi Mahfud unggul atas Prabowo. ”Mahfud sedang banyak diberitakan, citra positifnya diperkuat publik di media sosial,” kata Yose.

Tim Prabowo

Menurut Yose, posisi Prabowo yang bagus didukung pemanfaatan media sosial oleh tim Prabowo dan Partai Gerindra. ”Tim media sosial Prabowo memang sudah jalan. Fansnya di Facebook sudah di atas sejuta dan follower di Twitter mencapai 400.000 lebih,” kata Yose.

Sinyalemen bahwa tim media sosial Prabowo bekerja bisa dilihat dari tren penyadaran (trend of awareness). Prabowo memiliki tren penyadaran paling mencolok meninggalkan nama lain, terutama pada 18 Desember 2012, dengan total percakapan mencapai 882 kali.

Dengan menggunakan analisis media sosial milik topsy.com, terlihat pada 18 Desember 2012 percakapan soal Prabowo melonjak dibanding Mahfud dan Jusuf Kalla. Namun, posisi Prabowo tetap di bawah Mahfud karena percakapan yang mencapai 4.272 kali itu sentimennya negatif. Yang memicu adalah berita media massa yang diperkuat di media sosial, salah satunya berjudul ”Tudingan Pelanggaran HAM 1998, Prabowo: Serahkan Kepada Rakyat”.

Total percakapan yang bisa mendekati Prabowo dalam konteks tren penyadaran adalah Aburizal. Namun, kekuatan media sosial yang membicarakan Aburizal sentimennya negatif.

”Aburizal paling terpuruk walau banyak dibicarakan. Itu karena sentimen negatif yang terjadi di media sosial,” kata Yose.

Indeks sentimen yang diperoleh Aburizal adalah -24,26 yang merupakan sentimen negatif yang dibicarakan oleh 962 pengguna unik. Setelah Aburizal, mendekati positif atau mendekati grafik lebih baik ada nama Anas Urbaningrum dengan indeks sentimen -10,31 dari 71 percakapan pengguna unik. Kemudian Dahlan Iskan (indeks sentimen -6,1, pengguna 103).

Persepsi di media sosial bisa berubah cepat mengikuti dinamika percakapan dengan beragam pemicu tak terduga di media sosial.

Kemarin Mahfud memimpin, hari ini Mahfud bisa tergusur oleh kandidat lain. Media sosial bisa jadi salah satu alat ukur suhu masyarakat. Panas? Hangat? Atau, dingin?

(AMIR SODIKIN)

Leave a Reply