Apakah Pluto sebuah Planet atau Bukan?

Share Article
Sebuah potret berwarna alamiah dari Pluto yang diambil oleh pesawat luar angkasa NASA New Horizons pada 2015. (NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute/Alex Parker)
Sebuah potret berwarna alamiah dari Pluto yang diambil oleh pesawat luar angkasa NASA New Horizons pada 2015. (NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Southwest Research Institute/Alex Parker)

Samantha Lawler, University of Regina


Mengapa beberapa buku mengatakan bahwa Pluto merupakan sebuah planet, namun beberapa buku lainnya mengatakan bahwa Pluto bukan sebuah planet. Sebenarnya Pluto itu apa? — Carlos, 5, London, Ontario, Canada.


Pluto merupakan salah satu dari ratusan ribu asteroid es (biasa dikenal sebagai objek di Sabuk Kuiper) yang orbitnya mengelilingi Matahari lebih jauh dibanding Neptunus. Namun, selama 76 tahun, Pluto dianggap sebagai planet kesembilan.

Pluto ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada 1930, sewaktu nenek saya masih kecil.

Ketika saya masih kecil, sampai tahun 1992, belum ada objek lainnya yang berada di Sabuk Kuiper setelah Pluto.

Jadi selama sebagian besar masa hidup nenek saya, Pluto merupakan satu-satunya objek luar angkasa yang diketahui yang terletak lebih jauh daripada Neptunus, sehingga secara otomatis dianggap sebagai planet.

Baca juga: Cara Beli Reksadana secara Online di Bareksa, Mulai Rp 100.000

Teleskop yang lebih besar

Seiring berjalannya waktu, teleskop menjadi lebih besar dan lebih canggih, sehingga kita mampu mengambil gambar yang lebih jelas dari benda-benda luar angkasa yang letaknya jauh seperti Pluto.

Para astronom mulai curiga karena pada nyatanya Pluto ukurannya jauh lebih kecil dibanding planet-planet lainnya.

Ketika objek pada Sabuk Kuiper yang kedua ditemukan pada 1992, para astronom mengetahui bahwa Pluto bahkan lebih kecil daripada Bulan.

Tapi karena Pluto telah lama dianggap sebagai planet, maka status planetnya tetap dipertahankan.

Para astronom juga telah mengetahui selama beberapa dekade bahwa orbit Pluto sebenarnya melintasi orbit Neptunus. Tidak ada planet yang saling melintasi orbit satu sama lain, jadi mengapa orbit Pluto berbeda?

Beberapa tahun kemudian para astronom kemudian menemukan ratusan objek-objek di Sabuk Kuiper lainnya. Pada 2005, astronom Mike Brown menemukan Eris, yang bahkan lebih besar dibanding Pluto.

Menentukan planet

Maka dari itu para astronom perlu membuat keputusan apakah Pluto dan Eris dapat dianggap sebagai planet.

Bagaimana dengan objek-objek lain di Sabuk Kuiper yang ukurannya sedikit lebih kecil dibanding Pluto? Apakah mereka dapat disebut sebagai planet juga? Berapa banyak nama planet lainnya yang harus diingat oleh manusia?

Pada 2006, para astronom di International Astronomical Union bertemu dan melakukan pemungutan suara untuk memutuskan apakah Pluto dapat terus disebut planet kesembilan atau tidak.

Banyak astronom sangat menyukai Pluto dan menganggap Pluto sebagai semacam saudara bayi di tata surya kita dan enggan untuk mengeluarkan Pluto dari klub planet. Tetapi banyak juga yang berpendapat bahwa Pluto seharusnya sudah disebut objek Sabuk Kuiper sejak awal dan tidak disebut sebagai sebuah planet.

Pada akhirnya mereka mencapai sebuah keputusan.

Pluto tidak lagi menjadi salah satu planet, dan sebagai gantinya ia disebut sebagai suatu bagian dari kategori baru yang disebut “planet kerdil”.

Planet kerdil

Planet kerdil memiliki ukuran yang cukup besar sehingga gravitasinya sendiri mampu membentuknya menjadi bulat layaknya planet sesungguhnya, sehingga planet-planet kerdil bentuknya bukan tidak beraturan atau berbentuk seperti kentang layaknya kebanyakan asteroid-asteroid kecil.

Mungkin juga bila ada objek berukuran serupa yang melintasi orbit planet-planet kerdil. Namun, karena gaya gravitasi planet-planet kerdil yang kuat, sehingga dapat menghilangkan objek-objek besar yang melintas dekat orbitnya.

Salah satu satu planet kerdil bernama Ceres, yang berada di sabuk asteroid, dan beberapa planet kerdil lainnya terletak di Sabuk Kuiper, termasuk Pluto; dan kemungkinan besar akan ditemukan lebih banyak planet-planet kerdil lainnya pada masa yang akan datang.

Jadi, alasan mengapa banyak buku yang menyebutkan bahwa Pluto adalah sebuah planet, karena selama 76 tahun hal ini memang benar adanya.

Semua orang yang berusia di atas 30 tahun sempat mengenal Pluto sebagai planet selama lebih dari separuh masa hidup mereka. Pada 2015, wahana antariksa New Horizons terbang melewati Pluto dan berhasil mengambil gambar dengan resolusi tertinggi dari planet kerdil tersebut.

Gambar-gambar menakjubkan ini menunjukkan bahwa Pluto merupakan planet yang memiliki pegunungan, gletser, kawah, dan memiliki atmosfer yang tipis.

Walaupun Pluto tidak lagi disebut sebagai sebuah planet, tapi ia tetap dianggap sebagai sebuah planet kerdil yang terletak di Sabuk Kuiper yang sangat disukai.

Lukisan seorang artis tentang planet-planet kerdil yang telah ditemukan. (Sylvia Lawler), Author provided

Diva Tasya Belinda Rauf menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

Samantha Lawler, Assistant professor of astronomy, University of Regina

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

Leave a Reply