Apa Itu Teori Agenda Setting, Framing, dan Priming?

Share Article
Apa itu agenda setting, apa itu framing dan priming?
Apa itu agenda setting, apa itu framing dan priming? Foto: https://faculty.lsu.edu/fakenews/about/agenda-setting.php

ENDONESIA.com – Ketiga istilah ini yaitu agenda setting, framing, dan priming merupakan istilah khas dalam ilmu komunikasi, terutama di media massa. Dalam kesempatan ini, kami akan menjelaskan pengertian dan definisi agenda setting , framing, dan priming.

Pengertian Teori Agenda-Setting

Agenda setting adalah proses penciptaan isu hingga terbitnya sebuah laporan yang ditayangkan oleh media mainstream. Menurut Eriyanto (2018), proses penciptaan isu tersebut dilakukan lewat liputan yang intensif atas suatu isu , kemudian diberi tempat yang menonjol di sebuah halaman media massa, dan saat bersamaan dibarengi dengan mengabaikan isu atau topik yang lain.

Media menganggap isu tersebut penting dan pada gilirannya, karena efek atau pengaruh media di tengah masyarakat, masyarakat juga akan menganggap isu tersebut penting.

Baca juga Translate Terjemahan Bahasa Jawa, Bahasa Halus Krama Inggil dan Ngoko ke Indonesia

Gagasan utama agenda setting menyatakan bahwa media tidak mengatakan apa yang orang-orang pikirkan, tetapi apa yang harus dipikirkan, “Not What to Think, but What to Think About”. Tokoh dari teori ini adalah McCombs dan Shaw yang percaya bahwa media massa memiliki kemampuan untuk mentransfer hal yang menonjol yang dimiliki sebuah berita dari agenda media mereka kepada agenda publik.

Media massa mampu membuat apa yang penting menurutnya, menjadi penting pula bagi masyarakat.  Media memiliki kemampuan menentukan apa yang penting bagi khalayak dan bagaimana khalayak memikirkan hal itu. Langkah yang dilakukan media pertama-tama, media menjadikan agenda berita media yang dianggap penting sebagai agenda publik.

Kedua, media mentransfer hal-hal yang dianggap penting ke dalam pikiran khalayak. Teori ini pada intinya membahas tentang kemampuan dan cara media mempengaruhi dan atau membagikan idenya kepada audiens. Asumsi dasar teori ini adalah khalayak memerlukan bantuan media untuk melihat realitas yang ada.

Baca juga: Apa Itu Sereal? Apakah Cereal itu Gandum? Apakah Cocok untuk Diet?

Pengertian Teori Framing Media

Framing adalah pembingkaian atau cara media massa menampilkan fakta ke dalam publikasi untuk khalayak umum. Sama seperti bingkai jendela yang bisa menampilkan pemandangan tertentu (selektif), misal pemandangan ke arah sungai yang indah, framing media juga bisa menampilkan seleksi fakta untuk ditampilkan.

Kita tidak tahu, di sisi lain jendela itu ada pemandangan apa saja, demikian juga cara kerja framing media yang tak menampilkan fakta lainnya.

Teori framing adalah kelanjutan dari teori agenda setting. Dalam teori framing, media membuat persepektif sejumlah isu, dengan perspektif tertentu, media bisa saja menonjolkan isu tertentu dari yang lainnya sehingga khalayak akan menaruh perhatian dan menganggap isu-isu tersesebut lebih penting.

Dengan framing, media juga mempengaruhi cara berpikir kita. Membuat framing berarti menyeleksi beberapa aspek dari pemahaman atas realitas dan membuatnya lebih menonjol. Esensinya dilakukan dengan berbagai cara, antara lain penempatan (kontekstualisasi), pengulangan, asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan lain-lain.

Baca juga: Apa Itu Malt yang Sering Ada di Makanan/Minuman?

Framing merupakan cara bercerita yang menghadirkan konstruksi makna atas peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan obyek suatu wacana. Framing pada dasarnya dilakukan melalui proses seleksi, penekanan, pengecualian (exclusion), dan elaborasi materi konten berita.

Materi hasil seleksi itu menjadi obyek yang berpotensi menarik perhatian khalayak. Teori framing mendefinisikan bahwa media akan selalu punya pilihan isu yang menonjol untuk disajikan kepada audiensnya, dengan tujuan menarik minat audiens dan atau karena isu tersebut memang dianggap lebih penting daripada isu lain.

Pengertian Priming

Priming adalah efek yang terjadi sebagai akibat dari adanya stimulus atau peristiwa sebelumnya yang akan memengaruhi pembaca bereaksi, bertindak, atau menilai (Eriyanto, 2018). Priming juga bisa disebut sebagai upaya media massa untuk mengarahkan pandangan publik sesuai yang diagendakan.

Priming yaitu istilah dalam agenda setting, pernyataan bahwa media menarik perhatian kepada aspek politik tertentu dari aspek yang lain. Pendapat Dietram Scheufele (2000): Agenda-setting dan priming bergantung pada pemahaman aksesibilitas sikap.

Media massa memiliki kekuatan untuk meningkatkan level kepentingan yang diberikan pada isu oleh khalayak. Media meningkatkan pamor isu atau kemudahan untuk diambil dari ingatan kita. Framing, sebaliknya, berdasarkan konsep teori prospek, yaitu berdasarkan asumsi bahwa perubahan kecil dalam penggambaran satu situasi dapat memengaruhi bagaimana khalayak menafsirkan situasi tersebut.

Dengan perkataan lain, framing memengaruhi bagaimana khalayak berpikir mengenai satu isu, tidak dengan membuat aspek isu menjadi lebih utama, tetapi dengan merangsang skema berpikir yang memengaruhi penafsiran dari informasi yang ada.

Berikut ini video terkait pengertian teori Agenda Setting, langsung dari sang legenda pencetusnya, Max McCombs:

Sumber:

  1. Buku Mass Communication Theory (Seventh Edition), Stanley J Baran & Dennis K Davis (2015)
  2. Buku Media dan Opini Publik, Eriyanto (2018).